PEMETAAN PERSEBARAN HUTAN MENURUT KLASIFIKASI FUNGSI HUTAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
PEMETAAN PERSEBARAN
HUTAN MENURUT KLASIFIKASI FUNGSI HUTAN DI KABUPATEN BLORA DENGAN
MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG)
Kelompok 5 :
Hapsah Rahmawati (10070318101)
Alifia Safa Kenangkinayu (10070318102)
Dewi Febrianti (10070318103)
Materi :
Teori Dasar
Hutan merupakan suatu lapangan
pohon-pohon secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta
alam lingkungannya,dan yang ditetapkan oleh pemerintah. Lalu
pemetaan merupakan penggambaran (perpresentasian) sebagian atau seluruh permukaan
bumi ke dalam suatu bidang datar dalam bentuk titik,garis, dan luasan (area).
SIG ( Sistem Informasi Geografis)
BAKOSURTANAL menjabarkan SIG sebagai kumpulan yang terorganisir dari
perangkat keras, perangkat lunak, data geografi, dan personal yang didesain
untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis dan
menampilkan bentuk informasi yang bereferensi geografi.
Data SIG berupa data digital yang berformat raster dan vector. Data vektor
menyimpan data digital dalam bentuk rangkaian koordinat (x,y).
Prinsip pengelolaan data dalam SIG secara sederhana dapat digambarkan dengan
sebuah overlay atau tumpang susun beberapa peta berwarna yang
tergambar pada kertas transparansi. Dalam pengolahan digital SIG, masing-masing
satuan pemetaan memiliki bobot tertentu. pembobotan dilakukan dengan scoring.
Kodisi Wilayah
1. Kemiringan lereng
2. Drainase dan Erosi
a. Drainase tanah
Drainase tanah adalah keadaan tata air diatas permukaan tanah, dikawasan
ini terdapat 3 kelas drenase tanah yaitu kedap air, sering longsor dan mantap.
b. Erosi
Tingkat erosi di kawasan ini terbagi dalam 4 kelas yaitu
• tingkat erosi sedang, terletak di Kecamatan Kunduran,
Kecamatan Todanan, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen, dan Kecamatan Japah.
• tingkat erosi ringan, terletak di Kecamatan Kunduran,
Kecamatan Todanan, Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Japah,
Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Blora.
• tingkat erosi yang berat , terletak di Kecamatan
Todanan, Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Blora.
• tingkat erosi yang sangat berat sekali, terletak di
Kecamatan Todanan, dan Kecamatan Blora
3. Geologi
Berdasarkan peta rupa bumi Kabupaten Blora geologi di
kawasan KPH Blora terdiri dari:
1) Alluvium yang terdiri dari tanah lempung, lahan pasir, dan kerikil
terdapat di Kecamatan Banjarejo, Kecamtan Ngawen Dan Kecamatan Kunduran.
2) Formasi selorejo yang terdiri dari batu lempung dan batu gamping
terdapat di Kecamatan Banjarejo.
3) Formasi ledok yang terdiri dari batu gamping dan batu glukonik yang
terdapat di Kecamatan Banjarejo dan Kecamatan Kunduran.
4) Formasi Mundu yang terdiri dari batu gamping terdapat
di Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen dan Kecamatan
Kunduran.
5) Formasi Tambakromo yang terdiri dari batu lempung, rapal dan batu
gamping terdapat di Kecamatan Kunduran, Kecamatan Todanan, Kecamatan Banjarejo,
Kecamatan Ngawen, Kecamatan Japah, Kecamatan Tunjungan dan Kecamatan Blora.
6) Fomasi Wonocolo terdiri dari napal dan batu gamping terdapat di
Kecamatan Todanan dan KecamatanTunjungan.
7) Formasi Madura terdiri dari gamping dan karal terdapat di
Kecamatan Todanan.
8) Formasi tuban terdiri dari lempung,pasi kwarsa,napaldan batu gamping
terdapat di Kecamatan Todanan.
3. Jenis Tanah
Berdasarkan peta jenis tanah Kabupaten Blora jenis
tanah yang terdapat pada kawasan ini adalah jenis tanah mediteran dan grumusol
yang cocok untuk sawah, tegalan, perkebunan dan kehutanan. Jenis tanah ini
warnanya merah kecoklatan dan kelabu sampai hitam. Jenis tanahnya berupa tanah
gumusol dan mediteran terdapat pada Kecamatan Kunduran, Kecamatan Todanan,
Kecamatan Banjarejo, Kecamatan Ngawen, Kecamatan Japah, Kecamatan Tunjungan dan
Kecamatan Blora. Jenis tanah itu berupa tanah kapur dan margel yang warnanya
merah kecoklatan dan kelabu sampai hitam.
4. Peta
5. Kesimpulan
Berdasarakan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa
Kesatuan Pemangkuan Hutan Blora terdiri dari 3 bagian hutan yaitu baguian hutan
Kunduran, bagian hutan banjarejo, bagian hutan Ngawen. Wilayah Kesatuan
Pemangkuan Hutan (KPH) Blora terdiri dari 7 Kecamatan yaitu Kecamatan
Todanan, Kecamatan Blora, Kecamatan Tunjungan, Kecamatan Ngawen, Kecamatan
Kunduran, Kecamatan Japah, Kecamatan Banjarejo. Kawasan hutan ini mempunyai
luas sebesar 15.000 Ha yang terdiri dari 4 kelas hutan yaitu: 1). Hutan wisata
yang terletak di bagian hutan Kunduran tepatnya di Kecamatan Todanan. Hutan
wisata di KPH Blora ini mempunyai luas sebesar 1.0 Ha 2). Hutan lindung yang
terletak di bagian hutan Ngawen tepatnya di Kecamatan Japah. Hutan lindung di
KPH Blora ini mempunyai luas sebesar 131.9 Ha. 3). Lapangan dengan tujuan
istimewa yang terletak di semua bagian hutan. Lapangan dengan tujuan istimewa
di KPH Blora ini mempunyai luas sebesar 11.5 Ha. 4). Hutan produksi yang
tersebar diseluruh kawasan yaitu kawasan pada Bagian Hutan Kunduran dengan luas
4977,8 Ha, Bagian Hutan Ngawen dengan luas 5716.7 Ha dan Bagian Hutan Banjarejo
dengan luas 40613,1 Ha.
Komentar
Posting Komentar