PEMETAAN LAHAN SAWAH
   Kelompok 7 :
Azizah Nur
Aulia                    10070318107
Maya Putri
Rahayu                 10070318108
Dzulfikar
Arda                        10070318109
Materi :
Artinya : “Yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan Yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.” (Q.S Thaha 20:53)
Teori Dasar
Pangan
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik
yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau
minuman bagi konsumsi manusia
Pertanian
(Sumantri, 1980). Pengertian Pertanian dalam arti sempit yaitu segala aspek
biofisik yang berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman untuk
memperoleh produksi fisik yang maksimum.
Pemetaan
Pengertian pemetaan secara harfiah menurut kamus besar BahasaIndonesia
(1987 : 859) adalah suatu proses, cara, perbuatan membuat peta,kegiatan
pemotretan yang dilakukan melalui udara dimana dalam kegiatantersebut bertujuan
meningkatkan hasil pencitraan yang baik tentang suatudaerah
Lahan
Menurut Bintarto Lahan merupakan sebagai land settlemen yaitu suatu tempat
atau daerah dimanapenduduk berkumpul dan hidup bersama, dimana mereka dapat
menggunakanlingkungan setempat untuk mempertahankan, melangsungkan dan
mengembangkanhidupnya.
Data yang dibutuhkan
1.      Primer
a. Data hasil survei lapang
b. Data kuesioner dari wawancara ahli petani dan lainnya.
     2.  Sekunder
Tabel dan peta yang diperoleh dari berbagai instansi pemerintah
Metode
1.      Identifikasi Penggunaan Lahan Aktual
2.      Identifikasi Lahan Aktual dan Lahan Potensial Padi
Sawah
3.      Analisis Proyeksi Kebutuhan Lahan Sawah
4.      Delineasi Lahan Berdasarkan Hasil AHP dan Proyeksi
Kebutuhan Lahan Sawah
Identifikasi Penggunaan Lahan Aktual
| 
no | 
penutupan/penggunaan
  lahan | 
lahan (Ha) | 
persentase
  (%) | 
| 
1 | 
Hutan
  primer | 
9.494 | 
2,69 | 
| 
2 | 
hutang
  mangrove sekunder | 
1.530 | 
0,43 | 
| 
3 | 
hutan rawa
  primer | 
187 | 
0,05 | 
| 
4 | 
hutan rawa
  sekunder | 
12581 | 
3,56 | 
| 
5 | 
hutan
  sekunder | 
49332 | 
13,95 | 
| 
6 | 
hutan
  tanaman | 
1180 | 
0,33 | 
| 
7 | 
Permukiman | 
3699 | 
1,05 | 
| 
8 | 
pertanian
  campuran | 
45557 | 
12,88 | 
| 
9 | 
perkebunan
  kelapa sawit | 
100642 | 
28,46 | 
| 
10 | 
pertanian
  lahan kering | 
87595 | 
24,77 | 
| 
11 | 
Rawa | 
106 | 
0,03 | 
| 
12 | 
sawah
  irigasi | 
20550 | 
5,81 | 
| 
13 | 
sawah
  tadah hujan | 
6681 | 
1,89 | 
| 
14 | 
semak
  belukar | 
10299 | 
2,91 | 
| 
15 | 
semak
  belukar rawa | 
2826 | 
0,8 | 
| 
16 | 
tanah
  terbuka | 
1556 | 
0,38 | 
| 
Jumlah | 
353.815 | 
100 | |
sisi luasan dominan kabupaten ini merupakan daerah budidaya (karena
presentase terbanyak berada pada sektor pertanian budidaya). Sedangkan daerah
lindung relatif terbatas, yang ditunjukkan dengan hutan primer dan rawa
sekunder yang relatif terbatas. Selain itu daerah sawah yang juga relatif kecil
yaitu hanya sekitar (7.70%),  menunjukkan keperluan penduduk setempat
untuk sawah diduga tidak terlalu besar, dan saat ini kemungkinan konversi lahan
sawah dapat terjadi di masa yang akan datang.
Peta :
Kesimpulan
1.     Kabupaten Pasaman Barat mempunyai areal dengan
penggunaan lahan sawah aktual yaitu sawah irigasi seluas 20,584 ha dan sawah
tadah hujan seluas 6,733 ha. Penutupan/penggunaan lahan berupa rawa seluas 106
ha, semak/belukar seluas 9,146 ha dan semak belukar rawa seluas 1,722 ha dapat
dijadikan sebagai lahan potensial untuk tanaman padi sawah.
2.     Berdasarkan pertimbangan hasil analisis AHP dan
proyeksi kebutuhan lahan sawah, maka terdapat 3 kategori lahan yang diusulkan
sebagai LP2B dengan luas berbeda. Kategori pertama diprioritaskan untuk
dilindungi seluas 18,770 ha yang menyebar di Kecamatan L. Melintang, Pasaman
dan Kinali.

 
 
Komentar
Posting Komentar